Bab 13.2 – Tobioriru Chokuzen no Doukyusei ni [Sekkusu Shiyou] to Teian Shite Mita Bahasa Indonesia

Bab 13.2 – Tobioriru Chokuzen no Doukyusei ni [Sekkusu Shiyou] to Teian Shite Mita Bahasa Indonesia

Bab 13.2 – Akhir Pekan dengan Gadis Cantik!

Setelah itu, kami melanjutkan permain namun hanya 2 orang yang tersisa. Aku sudah seperti nyamuk disini. Merasa terasingkan layaknya udara. Juga…

"Mou, kamu benar-benar melakukannya, Kasumi-chan."

"Pembalasan karena menyerangku barusan."

Melihat ekspresi bahagia Kurumi-san, kupikir, yah, kurasa semua baik baik saja. Aku meminum jus di atas meja dan kemudian, menggenggam kembali controller dengan erat dan mengalihkan pandanganku ke layar game.

Item yang aku pegang saat ini adalah "thunder" item paling kuat yang merusak semua pemain pada saat yang bersamaan.

"Jangan lupakan akuuuuuu"

Aku menembakkannya tanpa ragu pada dua orang yang saling menggoda dan memperlakukanku sebagai orang buangan.

***Adegan Berubah***

Setelah bermain game, kami memutuskan untuk beristirahat dan makan siang. Sekarang sudah pukul satu siang. Sudah agak terlambat tapi aku pikir ini tidak apa apa.

Sebenarnya, sebagai ucapan terima kasih telah mengizinkanku menginap di rumahnya kemarin malama, aku ingin dia tinggal untuk makan malam, tetapi karena Kurumi-san mengatakan dia tidak ingin melihat orang tuaku, aku memutuskan untuk membawanya keluar sebelum tengah hari dan mentraktirnya untuk makan siang.

Aku berdiri di dapur bersama Kasumi. Kurumi-san adalah tamu jadi aku memintanya untuk duduk di meja makan dan menonton TV.

"Hei, Adakah yang bisa kubantu?"

"Terima kasih tapi kita harus memasak bersama lain kali."

"B-begitukah?….ya, aku mengerti."

"Ngomong-ngomong, lain kali aku akan mengundangmu bukan sebagai teman tapi sebagai pacarku. Kemudian, sebagai menantu—"

"K-kita bahkan belum menikah!"

Kasumi-lah yang menanggapi penolakan untuk Kurumi-san.

"Lalu, apa kau berpikir untuk berkencan?"

"Ka-Kasumi-chan!?"

Kata-kata tak terduga dari orang tak terduga. Kurumi-san mengangkat suaranya.

"Ah, maksudku. Kau mengatakan belum menikah sekarang tetapi kau tidak menyangkalnya, jadi aku bertanya-tanya."

"Aku, ah, gwu... y-yah, itu, aku tidak tahu banyak tentang berkencan..."

Kurumi-san menjawab dengan berbisik sambil membuang muka.

"Ahahah, itu lelucon desu yo, aku hanya bercanda. Sekarang, karena aku sudah selesai, kami akan segera membawa ini ke sana."

"Aniki, bisakah kamu membawanya ke sana?"

Seperti yang diminta, aku membawa pot ke Kurumi-san tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ini sudah bulan November dan hampir musim dingin jadi kami memilih nabe sebagai hidangannya.

Aku memasukkan sayuran, menyiapkan daging, dan meletakkan sumpit untuk kami bertiga di atas meja.

"Itu terlihat enak."

"Tentu saja! Ini adalah "super nabe" desu spesial keluarga kami!"

"Super, nabe?"

Kurumi-san memiringkan kepalanya setelah mendengar perkataan Kasumi. Aku menjelaskannya padanya sambil menunjuk ke setiap bahan.

"Kuahnya dibeli dari supermarket, sayurnya dibeli dari supermarket, tahunya dibeli dari supermarket, daging dan baksonya dibeli dari supermarket. Itu sebabnya disebut "super" nabe."

"Kalau begitu, bukankah ini tidak berbeda dengan nabe pada umumnya?"

"Tidak, itu memiliki satu bahan rahasia."

"Eh? Opo opo!?"

Aku menjulurkan jari telunjukku ke Kurumi-san, yang terlihat sangat penasaran, dan menjawab.

"Bahan rahasianya adalah….cintaku pada Kurumi-san!"

"... mari makan, Kasumi-chan."

"Baiklah, ayo makan."

"... aku ingin menangis."

Hatiku sakit karena dialogku dengan mudah dibuang. Aku duduk di tempatku di meja dengan bahu merosot. Kasumi sedang duduk di seberang Kurumi-san jadi aku pasti berakhir di sebelahnya. Kasumi dan aku duduk berhadapan.

"Maa, jika itu dia, kurasa tidak apa-apa."

—tiba-tiba, kupikir aku mendengar Kasumi menggumamkan sesuatu seperti itu.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

"... apa yang kau dengar?"

Sepertinya Kusumi-san mendengarnya. Ekspresinya agak aneh.

"Maa, maa, ayo makan."

Kasumi menggumamkan beberapa kata dan menyatukan tangannya. Aku penasaran tapi dia tidak berniat memberitahuku. Aku tidak ingin memaksanya untuk mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia katakan, jadi aku mencoba untuk tidak mengkhawatirkannya dan menyatukan tanganku juga. Kurumi-san juga menyatukan tangannya—

""Itadakimasu!""

Kami bertiga membawa nabe dengan sumpit kami.

Bab 13.2 – Tobioriru Chokuzen no Doukyusei ni [Sekkusu Shiyou] to Teian Shite Mita Bahasa Indonesia



Anda mungkin menyukai postingan ini

disqus