Bab 1 - Yuginagi si Gadis sempurna
*** AOKI SAKURABA POV ***
Ada seorang gadis cantik di sekolahku.
Namanya Yuginagi Shizono. Dia adalah salah satu gadis populer di sekolah.
Jelas, kecantikannya adalah satu-satunya alasan popularitasnya.
"Yuginagi-san luar biasa!"
"Dia pandai masak!"
Aku mendengar suara dari kelas memasak di ruang ekonomi gedung seberang.
Yuginagi mengenakan celemek sederhana dengan gaya yang indah dan memperlihatkan skill penggorengan dengan sempurna.
'Dia sangat imut, dia juga sangat rajin belajar, dan terlebih lagi, dia sangat feminim!'
'Dia sangat terampil dan melakukannya dengan baik.'
Mendengar gumaman mereka tentang Yuginagi dengan nada yang tidak memperlihatkan keirian ataupun kedengkian; sebaliknya, mereka saling menyetujuinya.
Tidak hanya cowok tapi juga cewek tersenyum dengan pernyataan itu.
Seperti yang diharapkan, Yuginagi-san sangat dikagumi oleh semua orang entah itu cewek maupun cowok.
Alasan mengapa Yuginagi populer adalah karena dia gadis yang sangat cantik, baik luar maupun dalam.
Dia sederhana, ramah, dan lembut kepada semua orang.
Selain itu, dia pandai belajar dan olahraga, benar benar tanpa kekurangan.
Kau mungkin mengatakan ini tidak dapat dipercaya.
Bagaimanapun, begitulah Yuginagi: seorang gadis super cantik yang dicintai oleh kedua jenis kelamin.
Ini adalah kekaguman dan rasa hormat semua orang.
Di samping itu,
Guru: "Wei! Jangan melihat ke luar; lihat papan tulis!"
Teriakan guru itu membuat para cowok di sisi jendela, termasuk aku, langsung menghadap ke depan.
Rupanya, semua orang melihat ke arah Yuginagi.
Bagiku, Sakuraba Aoki, aku adalah siswa SMA biasa yang tidak memiliki hal luar biasa: hanya orang normal yang tidak menonjol di kelas dan menghabiskan hari-harinya dengan tenang.
Namun, aku tidak berpikir aku akan cemburu pada orang-orang seperti Yuginagi.
Aku menyukai kehidupan yang damai ini dan aku sangat senang dengan situasi saat ini.
Aku tidak ingin menjadi populer atau memiliki pacar.
Sebaliknya, aku menyukai waktuku menjadi penyendiri.
Tentunya akan menjadi waktu terbaik bagiku hanya dengan membaca buku atau menonton film sendirian.
Di sekolah, dia terlihat cantik dan sempurna, dan jujur, menurutku Yuginagi luar biasa.
Aku percaya dia gadis yang luar biasa.
Tapi itu saja.
Aku tidak banyak berhubungan dengannya, dan jika aku terus hidup seperti ini, aku tidak akan pernah terlibat dengannya.
Dunia tempat kita hidup benar-benar berbeda, dipisahkan oleh teman dan masyarakat.
Jadi... Aku bahkan tidak perlu membicarakan dia seperti ini.
"Wow! Penyajian hidangan Yuginagi-san juga luar biasa!" (orang dari kelas lain)
Sorakan sekali lagi terdengar dari ruang ekonomi, dan kita bisa melihat semua orang berkumpul di sekitar Yuginagi.
Tiba-tiba, Yuginagi melihat ke arah sini.
Aku menatapnya dengan malas, dan mata kami bertemu dengan jelas.
Wajah Yuginagi tercengang sesaat, dan kemudian dia segera membalas senyuman cerah dan melambai padaku.
Ya Tuhan 'aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa'...
Aku buru-buru mengembalikan pandanganku ke papan tulis dan berpura-pura tenang.
Namun, telingaku terfokus pada kebisingan dari ruang ekonomi itu.
Teman Yuginagi: "Ada apa? Apakah seseorang melihat ke sini?"
Yuginagi: "Ya, kelihatannya. Dia melihat ke arahku"
Teman Yuginagi: "Wah, siapa? Mungkin cowok?"
Yuginagi: "Aku tidak tahu"
"Tapi jika kau Yuginagi, siapa pun pasti ingin melihatmu"
Teman Yuginagi: "Ya, ada banyak penggemarmu di kelas lain,"
Yuginagi: "Kamu terlalu melebih-lebihkan!"
...Haaahhh!
Entah bagaimana, sepertinya semuanya selesai tanpa insiden.
Mengapa aku terus membicarakan dia, sebelumnya atau sekarang.
Guru: "Kalau begitu, itu saja untuk hari ini!"
Guru: "Berdiri! Hati-hati! Terima kasih!"
Kelas akhirnya berakhir, dan sekarang jam istirahat makan siang.
Segera setelah itu, ponsel di sakuku bergetar, dan sebuah pesan ditampilkan di layar.
Yuginagi: {Apa yang kau lihat?}
Aku tidak merasa malu sama sekali.
Sebaliknya, bahkan ada bagian yang kunikmati.
Aoki: {Bukan apa apa. Selain itu, apa yang akan kau lakukan jika kau mengetahuinya?}
Yuginagi: {Kenapa? Aku tidak keberatan, kau tahu. Katakan saja.}
Aoki: {Tidak. Aku tidak mau.}
Yuginagi: {Cukup. Maukah kau membeberkannya!}
Aku tidak membalas pesan dan menutup ponselku.
Aku secara reflek mendesah.
Yuginagi: "Aku akan melakukan apapun yang kau mau, berkencanlah denganku!"
Dia mengatakan itu padaku kemarin.
Dan sejak saat itu, Yuginagi menjadi pacar-pacaranku.
TLN: Pacar-pacaran mungkin maksudnya masa percobaan sebagai pacar
TLN: Pacar-pacaran mungkin maksudnya masa percobaan sebagai pacar