Volume 1, chapter 2 - Seorang Salaryman bernama Masato Kazama
Namaku Masato Kazama dan aku berusia 26 tahun.
Aku seorang budak yang bekerja untuk sebuah perusahaan periklanan Internet, tapi bagaimana aku bisa melabeli diriku seperti itu…? Yah, itu sederhana.
Aku telah mulai bekerja sebagai salaryman, tetapi untuk beberapa waktu sekarang aku juga telah dipercayakan dengan tanggung jawab mengelola operasi periklanan, menulisnya dan bahkan menyiapkan laporan. Dengan kata lain, aku adalah karyawan lintas fungsi… atau Doraemon.
Dan itu tidak seperti aku diberikan semua pekerjaan ini karena aku orang yang paling memenuhi syarat untuk itu, tetapi karena semua rekan kerjaku telah melarikan diri satu demi satu, dan aku tidak punya pilihan selain mengambil ini tugasku sendiri.
Aku masih bisa mengingat kata-kata senpaiku sebelum dia berhenti. Dia pada dasarnya menyarankanku untuk menyimpan surat pengunduran diri di meja, dan menjelaskan dengan jelas tentang waktu yang tepat untuk berhenti dari pekerjaan ini.
Aku sangat membenci perusahaan ini. Aku tidak senang bekerja di tempat ini, apalagi dalam kondisi seperti ini. Tapi… aku tetap bertahan di sana karena aku memiliki lebih banyak kesabaran daripada rekan-rekanku yang lain. Atau mungkin karena aku memiliki kulit yang tebal.
Tapi semakin lama semakin sulit. Aku bukan lagi pejuang yang sama ketika aku mulai di sini. Sekarang mataku mati dan aku hidup terlalu banyak bekerja siang dan malam.
Saat itu sekitar jam 6 sore, dan bel berbunyi di seluruh kantor yang menandakan bahwa hari kerja telah berakhir. Tetapi bagiku itu tidak lebih dari suara neraka yang mengingatkanku bahwa hari ini aku harus tinggal di tempat ini dan bekerja lembur lagi.
Aku berdiri dengan mata mati menatap layar laptop sementara di kepalaku muncul banyak ide tentang cara menghancurkan mesin ini.
"Aku kembali!"
Jeritan gemetar bergema di seluruh tempat. Suara itu… Jelas terdengar familiar bagiku, itu adalah suara dari seorang gadis yang mampu mengekspresikan dirinya dengan penuh semangat meskipun matahari mulai terbenam setelah hari yang melelahkan.
"Selamat datang, Inami-chan!"
"Di luar sangat panas, maukah kamu minum teh?"
"Nagisa-chan sudah kembali, seseorang matikan AC."
Inami adalah tipe orang yang, bahkan tanpa berusaha keras, berhasil menjadi pusat perhatian, dan tidak bermaksud buruk, sikap dan kepribadiannya membuat semua orang menyukainya. Buktinya adalah semua orang tidak bisa tidak menyambutnya dengan gembira ketika mereka melihatnya lewat.
Itu dia, Nagisa Inami, gadis yang dicintai semua orang di perusahaan. Dia seperti oasis di tengah gurun ini.
Dia tentu saja gadis yang sangat baik, dan sangat cakap. Meskipun baru di perusahaan, dia berhasil menyerap informasi yang harus dia lakukan dengan cepat, dan berhasil menerapkannya dengan sangat baik. Di antara semua Kohai yang kulatih, dia pasti yang terbaik.
"Senpai, aku kembali!"
"Halo."
"Hehe."
"Apa yang salah? Kenapa kamu tersenyum seperti itu?"
"Jawabanmu sangat singkat, seperti jawaban seorang suami kepada istrinya ketika dia pulang ke rumah lelah bekerja. Aku menyukainya."
Mengapa kau mengatakan itu dengan sangat ceria? Meskipun di satu sisi, senyumanmu sangat lembut, dan memiliki kekuatan penyembuhan yang besar bagi jiwa. Tapi jika aku mengatakan itu padanya, aku akan kehilangan semua otoritasku sebagai senpainya, dan aku hanya akan terlihat seperti orang bodoh yang mengambil sikap sembrono saat dia berada di sisinya.
"Bodoh. Berhenti mengatakan hal-hal seperti itu. Kenapa kau tidak pergi saja?"
"…Wuuuu Senpai…"
"Eh? Apanya?"
"Bagaimana kau bisa keluar dari kantor ini jika kau hari ini juga harus tinggal lembur di tempat kerja lagi."
"Gh… Aku sangat marah, aku tidak akan menyangkalnya."
"Buhu! Ini sudah larut lagi! Kau tidak akan tepat waktu untuk waktu bahagiamu."
"Diam! Tidak ada yang namanya waktu bahagia."
"Ada! Waktu bagagia memang ada!"
Sampai batas tertentu, ada yang namanya 'waktu bagagia'. Itu dari jam 5 pagi sampai jam 7 malam. Segelas bir bisa berharga hingga 200 yen. Tapi, itu adalah hak istimewa yang disediakan bagi mereka yang pulang kerja lebih awal. Z-warrior seperti kita harus membayar 580 yen untuk segelas bir.
Aaah… Sial, tidak mungkin kita bisa mendapatkan diskon di bar mana pun untuk mereka yang gajinya jelek?
"Ha ha ha! Sangat lucu melihat mereka bertingkah seperti pasangan."
"Hah?"
Aku memfokuskan pandanganku pada meja di depanku. Itu adalah seorang wanita yang tertawa terbahak-bahak seolah-olah dia tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang dia.
Rambut pendeknya dan anting-anting perak yang menghiasi telinganya mengungkapkan kepribadiannya yang ceria dan berwawasan luas. Dan cara dia berpakaian menonjolkan atribut lainnya.
Payudaranya cukup besar, belum lagi luar biasa. Setiap kali aku melihatnya, tidak dapat dihindari untuk tidak mengarahkan pandanganku ke dua senjata pemusnah itu.
"Oh, ayolah, lihat mereka sebanyak yang kau mau, aku bisa menggosoknya bersama-sama jika kau mau… " katanya ketika dia menyadari bahwa tatapanku terfokus pada mereka.
Namanya Fukahiro Inaba, dia dan aku mulai bekerja pada waktu yang sama di perusahaan ini. Tak perlu dikatakan, rekan kerjaku yang lain telah berhenti dari pekerjaan ini karena tuntutan.
"Fukahiro-senpai, aku sedikit malu ketika dia mengatakan bahwa Masato-senpai dan aku adalah pasangan~."
"Oh~? Jadi Nagisa-chan gugup dilihat sebagai pacar Kazama? Apa kau bersedia menikahkannya, ya~?"
"Tidak!"
Inami harus meminta Inaba untuk melatihnya, bukan aku. Kau dapat mengatakan bahwa mereka adalah sisi yang berbeda dari koin yang sama.
"Kazama, gadis cantik ini sangat ingin pergi keluar untuk minum, kenapa kamu tidak pergi bersamanya?" Kata Inaba sambil mencondongkan tubuh ke depan.
Jarak antara kami semakin pendek, dan hanya dengan melakukan gerakan sederhana itu, payudaranya semakin menonjol.
"Jika kamu pergi sekarang, kamu bisa mencapai waktu bahagia, dan jika kamu minum terlalu banyak, yah… Kamu bisa melanjutkan waktu bahagia di hotel~."
"Persetan, penguntit s*ks!"
Fukahiro Inaba adalah wanita yang sangat cantik… Tapi dia berbicara seperti orang tua mesum. Fakta bahwa dia memiliki mental yang kuat adalah alasan mengapa dia bertahan selama ini di perusahaan hitam ini.
Catatan penerjemah: perubahaan hitam, ク , burakku kigyo dan istilah lainnya digunakan untuk merujuk pada perusahaan yang cenderung memiliki taktik eksploitatif di antara pekerjanya. Ini sangat umum di Jepang, dan banyak anak muda yang tidak tahan dengan tekanan, dan mereka yang tinggal, tidur di kereta, jalan, atau bahkan di kantor yang sama, menghabiskan hari-hari tanpa pulang).
Namun, aku tidak ingin Inami mewarisi karakter yang sama dengannya.
"Ayo minum bersama kami, Fukahiro-senpai."
"Tidak, tidak, tidak, aku tidak cukup bodoh untuk ikut campur dalam kehidupan cinta Kohai-ku."
"Fukahiro-senpai…! Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenangkan cinta Masato-senpai~!"
"Aku suka itu! Jangan menyerah! Jika perlu, gunakan tubuhmu untuk menariknya, tidak ada pria yang bisa menolaknya!"
"Aku mengerti! Oke, Masato-senpai, ayo minum!"
"Berhenti mengatakan hal-hal yang bisa disalahpahami!"
Etika gadis-gadis ini mencolok dengan ketidakhadiran mereka. Aku takut memikirkan apa yang akan terjadi jika Inaba adalah guru Inami, bukan aku. Akan berlebihan untuk mengatakan bahwa lingkungan kerja ini akan menjadi dua kali lebih berbahaya dari sebelumnya. Di satu sisi, aku akan tenggelam dalam pekerjaan, dan di sisi lain, Inami dan Inaba akan melakukan segala macam hal yang menggangguku.
"Hei, Inami."
"Ya?"
"Aku tidak berjanji untuk pergi keluar untuk minum. Jangan memaksakan hal-hal seperti itu."
"Astaga, Kazama. Kau benar benar tidak mengerti hati wanita." Kata Inaba sambil mengangkat bahu.
"Wanita adalah makhluk yang tidak bisa menghentikan keinginan mereka. Kau tidak bisa menghentikan apa yang diinginkan seorang wanita. Bayangkan pacarmu mengirimimu pesan yang mengatakan dia sangat ingin bertemu denganmu setelah hari yang panjang. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari."
"Situasi itu hanya terlihat di drama dan film, itu tidak nyata."
"Pria juga menyukai hal semacam itu, kan?"
"Ini bukan kasusku. Jika kau mengirimiku pesan semacam itu dan mengatakan bahwa kau ingin bertemu denganku, aku tidak akan dapat mempertahankan jam kerjaku."
"Kamu tidak memiliki kemahiran sama sekali, Kazama."
"Percayalah, aku bisa mengatakan yang lebih buruk."
Apa kau mengharapkanku untuk tunduk dan menerima semua yang diminta Inami untukku lakukan? Kau salah besar, bodoh. kau harus belajar bahwa terkadang seorang pria ingin menyendiri tanpa alasan yang jelas.
Minum alkohol setelah hari yang panjang bisa sangat berbahaya bagi orang sepertiku yang suka bermain video game. Bagaimana jika aku tidak bisa membidik musuh setelah berada di bawah pengaruh minuman ajaib itu? Aku menolak untuk melakukannya.
"Selain itu, mengapa begitu banyak keinginan untuk pergi minum setiap hari? Apakah Inami melakukannya karena dia benar-benar ingin melupakan semua pekerjaan yang dilakukan selama hari kerja? Atau karena dia cenderung menjadi monster yang meminum alkohol secara tidak terkendali?"
Dalam hal ini jika itu adalah opsi kedua, itu tidak normal sama sekali. Dia harus pergi ke rumah sakit, bukan bar.
"Jadi… Jika ada alasan khusus atau sesuatu untuk dirayakan… Akankah Masato-senpai pergi minum denganku?"
"Hmm… Yah, ya, aku tidak keberatan melakukan itu dan membuat sesuatu untukmu sebagai hadiah."
"Ok gas."
Oh tidak… tatapan itu, kenapa aku mulai merasa sesuatu yang buruk akan terjadi?
"Kalau begitu, bersiaplah, Masato-senpai. aku mendapatkan tiga perusahaan yang tertarik dengan layanan periklanan kami! Itu lebih dari cukup alasan untuk pergi keluar dan merayakannya! Benar?"
"Ugh…"
Aku pikir aku telah benar-benar jatuh ke dalam perangkapnya. Inami dalam suasana hati yang sangat baik dan membuat tanda perdamaian dengan kedua tangan memiliki senyum lebar di wajahnya.
"Aku harus mengakui bahwa kau memiliki bakat hebat untuk penjualan…"
"Hehehe, dan apakah aku akan mendapatkan hal lain selain pujian? Sebuah ciuman, mungkin?"
"Ditolak."
"Ayolah, jangan malu-malu." Jawabnya sambil mendekatiku dengan bibir mengerucut.
Aku khawatir tentang gadis ini, dia mungkin seorang pelaku pelecehan seksual setengah baya di kehidupan sebelumnya... Namun, aku benar-benar berpikir dia memiliki bakat tersembunyi yang hebat.
Belum lama ini aku bergabung dengan perusahaan dan dia ditempatkan di bawah tanggung jawabku. Sejak itu, dia mampu menangani sejumlah kegiatan sendiri. Ini berkisar dari menjelaskan produk hingga menyiapkan kutipan tertulis.
Dalam kasusku, ketika aku mulai di perusahaan ini, aku tidak repot-repot melakukan apa pun. aku lebih suka menghabiskan waktu di kafetaria.
"Aku berhutang semuanya padamu, Masato-senpai, kamu telah melatihku dengan sangat baik."
"!!!"
"Kau tidak hanya bersusah payah menemaniku ke seminar pelatihan, tetapi kau juga mengajariku tentang kekuranganku dan di bidang yang tidak aku mengerti. Terlepas dari segalanya, kau tidak pernah memberiku pandangan tidak setuju, kau selalu peduli tentangku... aku bisa terus menunjukkan contoh, tapi itu daftar yang tak ada habisnya.
"Inami…"
Aku merasa kelenjar air mataku akan pecah. Tanpa sadar, ingatan tentang kedatangan Inami di perusahaan ini menyerbu pikiranku. Dia juga pasti memikirkan hal yang sama, karena aku tidak dapat menemukan penjelasan lain mengapa dia menutup matanya dan memeluk tubuhnya sendiri.
"Kamu sangat baik padaku, meskipun terkadang kamu memperlakukanku dengan kasar, sangat kasar. Tapi jauh di lubuk hati, aku tidak keberatan, karena..."
"Itu sudah bukan lagi cerita aslinya!"
"Benarkah~?"
Kembalikan rasa banggaku, bodoh.
"Senpai, aku harap kau akan terus membimbing dan mendorongku sejauh ini." Dia berkata dengan senyum menawan di wajahnya.
"…Ya, tentu…."
Itu sangat tidak adil. Senyumnya memiliki keajaiban untuk menghilangkan kenakalan dan hanya meninggalkan sebagai cerminan seorang gadis manis dan polos. Dan itu tidak seperti ada trik di balik itu semua. Benar-benar terasa tulus.
"Kazama. Itu saja yang akan kau katakan? Apa tidak ada lagi yang kurang…?"
"Aku ingin memberi tahumu sesuatu yang lain, tetapi itu tidak pantas."
Terlepas dari komentar menjengkelkan Inaba, dia benar. Aku harus menepati janjiku.
"Baiklah, Inami… Kamu telah melakukan pekerjaan dengan baik hari ini, jadi mari kita keluar untuk minum."
"Ya! Terima kasih, senpai!"
Lagipula, aku mungkin orang yang paling pemaaf dengan gadis ini. Aku kira itu tidak bisa dihindari, aku mencoba melakukan yang terbaik dalam segala hal. Jika kohai-ku bahagia, maka aku juga, tetapi jika dia sedih, aku tidak punya pilihan selain memberikan cintanya dan mencoba mengangkat semangatnya.
"Ayo selesaikan pekerjaan kita dengan cepat dan pergi keluar untuk minum!" Inami mengungkapkan dengan sangat antusias saat dia mengangkat tangannya ke udara.
Bagaimanapun, dia adalah seorang Z-warrior sama seperti kita.
"Inami-chaaan~~! Bagaimana kalau kita keluar untuk minum~?"
Seolah-olah suasana ketegangan yang ekstrim tidak cukup, seorang orang tua…. Maaf, seorang pria paruh baya dengan rambut jarang mendekati kami dengan suara melengking. Jika aku memberi contoh sebelumnya bahwa Inaba dan Inami berpotensi melecehkan seksual. Keduanya hanyalah lelucon belaka di hadapan pria yang muncul di depan kami.
Dan sayangnya, orang tua ini adalah CEO kami. Jika ada peringkat orang di perusahaan yang ingin aku kalahkan, dia akan berada di tempat pertama.
Wajar jika bos menjadi orang yang menunjuk pekerjaan kepada karyawannya. Tapi pria tua ini tidak hanya melakukan pelecehan seksual terhadap karyawan wanita. Dia juga menyalahgunakan kekuasaannya. Dia adalah makhluk tanpa akal sehat, keserakahan dan tidak ada sedikitpun rasa hormat.
Raja pelecehan sedang dalam ayunan penuh, dia meletakkan tangannya di bahu Inami sementara dia memiliki senyum jahat di wajahnya. Ini seperti melihat seekor ular mencekik mangsanya.
"Inami-chan~. Kamu terlalu kurus. Jika kau memiliki sedikit lebih banyak daging, kau akan menjadi wanita ideal untuk pria tua ini. Ah! aku tahu! Bagaimana kalau kita keluar untuk makan?!"
Dan seolah melecehkan Inami tidak cukup, dia juga melemparkan cakarnya ke Ibana.
"Inaba-chan! kau akan bergabung dengan kami juga, bukan? Mereka mengatakan makan kura-kura baik untuk payudara, jadi ayo makan dan buat payudara itu tumbuh lebih besar!"
"….."
"Hah? Inaba-chan?"
"……"
"Hei, bisakah kamu mendengarku?"
"…….."
Tidak ada reaksi dari Inaba saat dia melambaikan tangannya di depannya. Dia benar-benar fokus melihat laptopnya dengan postur tegak.
Dia jelas ingin membuatnya mengerti bahwa dia fokus pada pekerjaannya dan tidak ingin diganggu, terutama dengan headphone yang sangat besar yang dia pasang di telinganya... Inaba, aku tahu kamu ingin mengabaikan bos, tapi... Setidaknya tidak perlu repot-repot untuk terhubung kabel headphone ke laptopmu.
Tiba-tiba ponselku bergetar, aku menerima pesan dari Inaba. Pada dasarnya dikatakan untuk mengurus kekacauan ini dan menyelamatkan Inami dari cengkeraman bos.
Mudah untuk mengatakan, ketika dia menjadi seorang wanita bisa mencari cara yang lebih adil untuk tugas itu, dan pada saat yang sama mengekspos penguntit di kantor kami yang berkeliaran di lorong mencari korbannya.
"Maafkan aku~. Tapi aku tidak suka makanan seperti itu~" Ungkap Inami dengan senyum lebar di wajahnya.
Tidak perlu berbohong seperti itu. Kamu hanya harus berani menolak ajakan seperti itu, Inami. Jika ada sesuatu yang tidak kau sukai, katakan, jujurlah seperti biasa.
"Kamu masih muda, kamu akan segera menghargai rasa lezat dari kelezatan itu! Mengapa kamu tidak memberikannya kesempatan lagi~? aku yakin pacarmu akan menghargainya~?"
"Untuk saat ini aku tidak punya pacar… Jadi tidak akan terjadi apa-apa jika aku tidak makan hidangan itu."
"Hah?! Inami-chan tidak punya pacar? Wow, aku berharap aku 20 tahun lebih muda!"
"Aku adalah tipe orang yang tidak mempermasalahkan perbedaan usia. Jadi, aku rasa itu tidak masalah."
"Ooh~ Inami-chan mengenaliku sebagai lawan jenis~…. Aku... maafkan aku, aku mengatakan sesuatu yang bodoh!"
"Oh ayolah, bos~. Aku yakin itu lelucon, kan? Kalau tidak, aku harus membuat keluhan kecil ke kementerian kesehatan, tenaga kerja dan kesejahteraan~."
"Hehehehe, ya ya, itu lelucon!"
Apa-apaan ini semua? aku kagum dengan kemampuan Inami untuk keluar dari situasi canggung seperti itu, tetapi, kegigihan dari pihak bos juga luar biasa. Meskipun Inami terus menyerang dengan kata-kata kasar, mereka tidak berhasil bekerja sama sekali. Seolah-olah dia tidak tahu bagaimana membaca suasana hati.
Tapi akhirnya titik balik datang, dan senyum Inami mulai memudar.
"Maaf, tapi aku masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
"Tidak! Kau tidak harus membiasakan diri bekerja lembur saat menjadi karyawan baru."
"Kukira…"
"Dengarkan aku. Jika kau bekerja lembur, itu karena kau tidak melakukan pekerjaanmu secara efisien. Satu-satunya orang yang bekerja lembur adalah pekerja lembur karena mereka tidak melakukan pekerjaan mereka dengan benar."
"Hah?!"
Mata besar Inami melebar bahkan lebih pada komentar kasar.
"...Apakah itu berarti Masato-senpai dan Inaba-senpai bekerja lembur karena mereka tidak melakukan yang terbaik?"
Semua indikasi adalah bahwa komentar bos tidak menyenangkan sedikit pun untuk Inami yang baik dan polos. Ekspresi ketidakpuasannya melampaui ekspresiku, aku mungkin menebak bahwa dia lebih tersinggung daripada aku.
Dan seolah-olah tidak mengherankan, bos terus tidak membaca yang tersirat, dan kata-kata ketidakpuasan tidak berpengaruh padanya. Dia terus membuat komentar yang tidak memiliki rasa atau rasa hormat terhadap pekerja perusahaan.
"Betul sekali! Menurut pendapatku, mereka tidak berusaha cukup keras!"
"Tarik kembali apa yang baru saja kamu katakan! Aku tidak berpikir orang yang bekerja lembur tidak bekerja keras."
"Kukuku. Inami-chan, kamu sangat polos~. Kau masih baru di perusahaan ini, kau akan segera mengerti."
"Tidak, aku tidak akan pernah berubah pikiran, dan tidak peduli berapa tahun aku di sini!"
"Oke, tenang, lebih baik kita diskusi panas ini sambil makan malam."
"Tetapi…"
Bos bahkan tidak mau repot-repot mendengarkan komentar Inami. Levelnya sedemikian rupa sehingga aku tidak akan merekomendasikan dia untuk menjalani bedah saraf, sebaliknya, aku akan merekomendasikan THT.
Catatan penerjemah: https://www.google.com/search?q=THT
Di sisi lain, tekad Inami tentu saja tangguh, bertahan dengan pelecehan seksual terus-menerus adalah satu hal. Tetapi untuk tidak diam bahwa bos mengolok-olok kami semua adalah sesuatu yang dalam pikiranku tidak dapat aku mengerti.
Sebagai permulaan, kami prajurit Z tidak begitu lemah untuk membiarkan kohai membela kami. Kami melakukan pekerjaan ini karena kami adalah orang yang lebih bertekad dan berpikiran kuat daripada yang lain. Dan inilah saatnya aku membuktikannya.
"Hei, Inami. Kau tidak berniat untuk pergi makan di restoran untuk menyelesaikan pekerjaan yang aku berikan kepadamu, kan?"
"Senpai…"
"Kazama! Apakah kau serius berencana membuat Kohai-mu bekerja lembur? Memaksa Inami-chan seperti itu…"
"Bekerja keras selagi muda."
"Hah?"
"Itu adalah kata-kata emas yang kamu katakan padaku ketika aku datang ke sini… Ingat?"
"…Uuugh…."
Tentunya dia tidak boleh mengingat momen itu, karena dia sangat ingin pulang saat itu sehingga dia memaksaku untuk menyelesaikan pekerjaannya. aku tidak berharap harus berurusan dengan orang tua ini, tetapi aku tidak punya pilihan, aku tidak berencana untuk meninggalkan Inami.
"Atau apakah kamu berniat untuk menyangkal kata-kata itu sekarang?"
"Tidak tidak tidak tidak! Aku benar-benar mengatakannya!"
"Oke, sayang sekali jika itu terjadi, karena selama ini, aku mendasarkan pekerjaanku pada kata-kata itu, bos!"
"Betulkah?"
"Aku sangat serius, kalian juga melakukan hal yang sama, kan?"
Aku melihat sekeliling sambil melambaikan tangan sehingga rekan-rekanku yang lain dapat menunjukkan dukungan mereka.
"Kamu benar, Kazama-san! Berkat kata-kata bos, aku sudah bisa bekerja lembur, bahkan di hari libur…"
"Aku juga! Setiap kali bos memberiku pekerjaan yang bahkan dia bisa lakukan, dia melakukannya hanya agar kita bisa mendapatkan pengalaman, kan? Tugas bos adalah membuat karyawannya memberikan hidup mereka kepada perusahaan."
"Betul sekali! aku telah memberikan hidupku untuk pekerjaan ini bahkan istriku berselingkuh dengan tetangga. Tapi kau tahu apa? Tidak masalah, hanya untuk memudahkan hidup bos…!"
Kata-kata para prajurit Z penuh dengan duri.
"Ha ha, kami benar-benar bekerja keras, sulit untuk berpura-pura menjadi brengsek, bahkan di depan bos…."
Inaba, jangan tertawa histeris dengan headphonemu. Kebohongan akan keluar.
Dalam menghadapi tekanan yang dihasilkan dari karyawan dan aku sendiri. Bos itu gugup dan basah kuyup oleh keringat. aku tidak menyalahkannya jika perasaan ditekan ke dinding dengan pedang tajam yang diarahkan ke lehernya datang padanya.
"Um, yah, itu caraku untuk menyemangati mereka, kau tahu…"
Seperti yang kau tahu, dia tidak bisa menahan tekanan, dan akhirnya jatuh ke perangkap kami. aku melakukan kontak mata dengan Inami, seolah mengatakan; "lihat, begitulah caramu menghadapi bos".
"Aku akan bekerja lembur juga! aku ingin memiliki catatan yang sama dengan teman kantorku! aku ingin mengikuti jejak Masato-senpai selama sisa hidupku!"
"Secara pribadi, aku tidak suka gagasan bahwa kau ingin mengikutiku selama sisa hidup. Tapi… aku sangat bangga padamu, Kohai kecil. aku senang melihat kau tidak marah lagi dan senyummu yang biasa kembali di wajahmu.
"Uhh… Yah, banyak sorakan untuk semuanya… Aku pergi…."
Sikap kesal bos menghilang sepenuhnya, dan hanya yang menang adalah seorang lelaki tua kecil pemalu yang tidak tahu harus berbuat apa. Jadi, dia hanya mengangkat bahu dan meninggalkan kantor. Tanpa ragu, ini adalah kemenangan bagi kita semua.
"Kalian berdua hebat, Kazama dan Inami-chan!
"Rasakan itu, bos! Aaah, sudah lama aku ingin mengatakan itu~…."
Semua orang di kantor merayakan dengan sangat gembira. Jika ada satu hal yang menyatukan kita semua, itu adalah kebencian terhadap bos kita.
"Masato-senpai! Kemarilah!"
Inami mendekatiku, dan dengan penuh semangat mengulurkan kedua tangannya untuk melakukan tos… Yah, kurasa aku akan menerimanya, akan sangat tidak sopan bagiku untuk menolak perayaan seperti itu.
Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya